Kisah Nabi Hud A.S.

Assalamu’alaikum teman-teman!

Kali ini, Fatih ingin bercerita tentang kisah Nabi Hud A.S. Nabi Hud berasal dari bangsa Arab, tepatnya suku ‘Ad. Sejak kecil, Nabi Hud AS dikenal sebagai sosok yang memiliki perilaku sangat terpuji. Ia memiliki sifat jujur, amanah, berbudi pekerti luhur, bekerja keras, serta sangat bijaksana dan ramah dalam bergaul dengan kawan-kawan di sekelilingnya.

Kisah Nabi Hud AS sangat erat kaitannya dengan kaum ‘Ad, yaitu kaum tertua setelah dibinasakannya kaum yang dzolim kepada Nabi Nuh A.S. Kaum ‘Ad yang hidup di zaman Nabi Hud dikenal sebagai kaum yang hidup dengan amat nyaman dan sejahtera. Kehidupan mereka makmur karena dilimpahi dengan ladang pertanian yang terhampar subur dan hijau, hewan ternak yang sehat dan banyak, serta aliran air yang melimpah dan segar. Selain itu, perawakan tubuh kaum ‘Ad juga diketahui besar dan kuat sehingga sangat menguntungkan mereka dalam bekerja sehari-harinya. Namun, kenikmatan dan berbagai berkah yang dilimpahkan kepada kaum ‘Ad tidak serta merta membuat mereka bersyukur dan menyembah Allah SWT. Kaum ‘Ad tidak mengenal Allah sebagai Tuhan mereka, sama seperti yang dilakukan oleh kaum sebelum mereka (kaum Nabi Nuh). Mereka menyembah patung buatan mereka sendiri dan diberi nama dengan Shamud dan Alhattar.

Buntut dari perilaku kaum ‘Ad yang tamak dan sombong serta menentang Nabi Hud AS, Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada mereka berupa kekeringan yang panjang. Musibah kekeringan yang menimpa kaum ‘Ad ini sempat membuat mereka resah dan khawatir. Mereka takut pertanian mereka gagal panen sehingga menyebabkan kelaparan. Nah, celah tersebut dimanfaatkan oleh Nabi Hud untuk meyakinkan kaum ‘Ad agar meninggalkan berhala dan bertaubat dengan menyembah Allah SWT. Namun, perkataan Nabi Hud benar-benar tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka.

Akibat dari keras kepalanya kaum ‘Ad yang terus-menerus menentang Nabi Hud, Allah menunjukkan kuasaNya dengan mendatangkan gumpalan awan hitam nan pekat. Kaum ‘Ad justru berseru gembira karena mengira awan tersebut adalah pertanda datangnya hujan yang akan menyelamatkan ladang dan pertanian mereka dari kekeringan. Namun, di tengah sorak sorai kaum ‘Ad, Nabi Hud memberi peringatan bahwa awan hitam yang datang bukanlah pertanda turun hujan. Justru, ini pertanda buruk akan datangnya azab dari Allah kepada kaum ‘Ad karena telah menyekutukan Allah SWT.

Kaum ‘Ad tetap tidak mau mempercayai segala perkataan dan meminta bukti atas peringatan Nabi Hud. Hingga akhirnya, Allah menjatuhkan azab yang menimpa kaum Nabi Hud dengan mendatangkan angin topan secara dahsyat. Angin topan tersebut langsung merobohkan dan menyapu rumah, bangunan, berhala, ladang, hewan ternak, dan berbagai harta benda lainnya milik kaum ‘Ad. Angin topan kencang tersebut akhirnya mampu membinasakan kaum ‘Ad beserta berhala-berhala yang mereka sembah. Angin yang berlangsung selama 8 hari tujuh 7 tersebut telah menghancurkan segalanya seperti serbuk. Saat itu, Nabi Hud dan para pengikutnya tetap berdiam di rumah tanpa merasakan sedikitpun bahaya dari angin topan tersebut. Setelah kejadian yang menimpa kaum ‘Ad, akhirnya Nabi Hud dan para pengikutnya berpindah ke daerah Hadramaut untuk menetap di sana hingga beliau menghembuskan napas terakhirnya.

Nah teman-teman, semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah Nabi Hud A.S. Sampai jumpa di tulisan Fatih berikutnya ya.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barokaatuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*