Kisah Nabi Ismail A.S.

Assalamu’alaikum teman-teman!

Hari ini, Fatih ingin bercerita tentang kisah Nabi Ismail A.S. Nabi Ismail merupakan keturunan Nabi Ibrahim A.S. dari seorang perempuan bernama Hajar. Hajar mulanya bukan istri Nabi Ibrahim melainkan budak yang dikenal oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim. Namun, Nabi Ibrahim dan Sarah tidak memiliki keturunan. Nabi Ibrahim sempat memohon kepada Allah SWT agar diberi keturunan. Lalu, Allah SWT kemudian memberi petunjuk bahwa Nabi Ibrahim akan memiliki seorang anak.

Atas izin Allah SWT, Nabi Ibrahim dan Hajar memiliki seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ismail. Saat Ismail lahir, ia dan ibunya harus pindah dari Palestina ke Lembah Gunung Faran di Mekkah, Arab Saudi. Saat itu, Nabi Ibrahim sesekali mengunjungi mereka.

Ketika Ismail sudah besar, Nabi Ibrahim yang tengah mengunjunginya menyampaikan mimpi atau wahyu yang diterimanya dari Allah SWT. Hal ini tertuang dalam Al-Quran, tepatnya di Surat As-Saffat ayat 102, “Ibrahim berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?.”

Ismail yang mendengar hal ini rupanya langsung meminta ayahnya untuk mengerjakan perintah Allah. Ia juga tak terdengar gentar dengan perintah itu. Bahkan, ia rela berkorban demi taat kepada perintah Allah SWT dan ayahnya, Nabi Ibrahim. “Ia menjawab: Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Akhirnya, Nabi Ibrahim pun tergerak hatinya untuk menjadi ikhlas dengan perintah Allah SWT. Ia pun bersiap untuk menyembelih Nabi Ismail. Nabi Ibrahim kemudian membawa Ismail dan menajamkan pisau yang akan digunakan untuk menyembelih putranya. Ismail pun dibaringkan dan segera disembelih. Akan tetapi, goresan pisau Nabi Ibrahim rupanya tak melukai leher Ismail. Ismail kemudian meminta Nabi Ibrahim melakukannya dengan memejamkan mata.

Namun, tak kunjung berhasil. Sayatan pisau itu tidak melukai Nabi Ismail sedikit pun. Kemudian, terdengar seruan Allah SWT seperti tertuang dalam Surat As-Saffat ayat 104-109, “Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.”

Kemudian, Allah memberikan seekor kambing untuk disembelih menggantikan Ismail. Sikap Nabi Ismail yang rela berkorban pun menjadi teladan bagi seluruh muslim di dunia. Peristiwa ini kemudian menjadi awal dari ibadah qurban yang diperingati pada Hari Raya Idul Adha dalam Islam setiap tahunnya.

Sampai jumpa di cerita Fatih berikutnya ya, teman-teman!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barokaatuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*