Kisah Nabi Nuh A.S.

Assalamu’alaikum teman-teman!

Kali ini, Fatih ingin berbagi cerita tentang kisah Nabi Nuh A.S. Nabi Nuh lahir saat umatnya masih dalam kondisi menyembah berhala berupa patung-patung yang diberi nama Wadd, dan Suda, Yatuq dan Nasr. Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk menyaksikan kebesaran Allah melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air yang mengalir, perubahan siang dan malam serta hal-hal yang ada di muka bumi adalah bukti keesaan Allah. Nabi Nuh juga menyatakan bahwa setiap amalan perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan ada ganjarannya dari Allah.

Setelah datang peringatan dari Allah terhadap Nabi Nuh terkait akan ada banjir besar. Dengan dibantu oleh sejumlah kaum yang menerima ajakan tauhid, Nabi Nuh menciptakan sebuah bahtera yang sangat besar.

Pembangunan kapal ini dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggal kaumnya. Hal ini dilakukan agar mereka dapat dengan tenang mengerjakan pembuatan bahtera. Tapi ternyata kegiatan tersebut diketahui oleh orang-orang zalim. Mereka mengejek Nabi Nuh dengan kalimat hinaan.

Kemudian Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah, “Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tangda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan berlayarlah dengan izin-Ku,”

Sambil menunggu tanda-tanda datangnya banjir, Nabi Nuh tetap memperingatkan kaumnya. Namun kaumnya yang zalim, tetap acuh terhadap ajakannya.

Selanjutnya, tanda-tanda yang dimaksud datang. Nabi Nuh dan kaumnya yang taat segera bersiap naik ke bahtera. Hingga akhirnya hujan menenggelamkan tempat tinggal Bani Rasib.

Nabi Nuh selalu memyampaikan dakwahnya dengan santun. Meski sudah berdakwah selama 950 tahun, Nabi Nuh tetap selalu bersyukur dan tak gentar menghadapi kezaliman kaumnya. Nuh tetap berupaya untuk menyadarkan mereka bahkan sampai menjelang air bah datang.

Nah itu tadi cerita kisah Nabi Nuh A.S. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya ya..

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wa barokaatuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*