Assalamualaikum Ayah dan Bunda Sekalian, kali ini kami akan sharing sedikit pengalaman kami (Mami & Papi) Fatih bagaimana kami memulai sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu memiliki anak yang nantiny akan jadi Hfidz Quran, tapi Allah memberi kami petunjuk dan kami sedang berjuang untuk tetap Istikomah dalam kebaikan, bantu doanya ya Bunda.
Kami sadar sebagai orang tua yang baru, kami bukanlah orang yang hebat mendidik anak, apalagi dalam mendidik anak di bidang agama, kami sadar pengetahuan dan kemampuan ilmu agama yang kami miliki bukanlah hal yang patut untuk anak-anak kami, makanya saat ini kami belajar bersama dengan fatih. Tapi fatih lah pemacu semangat kami untuk terus menghafal Al-Quran dan mempelajari ilmu Gama Islam.
Kami berdua basicnya bukan dari lulusan pendidikan agama, dulu ngaji hanya sampai kelas 6 SD, setelah itu tidak ada lagi pendidikan agama yang serius, sehingga banyak yang tidak tau, dan akhirnya setelah punya anak baru sadar, betapa pentingnya memiliki ilmu gama yang bagus ketika sudah memiliki buah hati.
Kami disini cerita bukan karena kami sudah jadi yang terbaik, tapi blog ini kami buat untuk merekan bagaimana fatih dan kami berusaha merawat dan menjaga titipan Allah ini agar selalu dalam garis kebenaran yang diperintahkan Allah dan Nabi Muhammad.
Jadi, izinkan kami bercerita sedikit tentang bagaimana kami memulai mengajarkan Al-Quran kepada fatih, dan media apa yang sudah kami pernah coba, karena kemampuan pribadi kami tidak pantas untuk menjadi Guru Ngaji, jadi memang butuh bantuan guru dan media lainnya.
Kami mulai tertarik dengan Anak yang hafal Al-Quran memang sejak fatih masih bayi, sudah impikan anak Berakhlak Qurani, dari sana sudah ada niat untuk memasukkan fatih ke sekolah Alquran Minimal masuk sekolah Islam Terpadu.
Kalau dari kebiasaan fatih sehari-hari, fatih termasuk anak yang jarang keluar rumah, terlihat dari cara berkomunikasinya, fatih mulai bisa ngomong itu di Usia 2 tahun, ketika usia 2 tahun barulah ada kata yang keluar dari mulutnya, sebelumnya hanya nunjuk-nunjuk.
Jadi, dengan alasan itu, usia 3,5 tahun, fatih kami daftarkan ke sekolah Tahfiz balita, saat mendaftar, fatih lah yang paling kecil diantara teman-temannya, dan Alhamdulillah fatih mau masuk keraungan untuk mendengar lantunan Ayat Suci Alquran dari speaker yang dihidupkan. Fatih mulai berteman, dan waktu berjalan, fatih sudah mau ditinggal tanpa ditemani maminya lagi di tempat belajar.
Sudah masuk bulan ke 2, kendala pada diri fatih adalah diam membisu, atau tidak mau membuka mulutnya ikut bersama teman-temannya, sehingga uztazahnya pun kewalahan dan kehabisan cara gimana agar fatih mau ikut dengan teman-temannya, sedagnkan dirumah fatih mau murojaah dan mengulang hafalan di sekolahnya.
Semangat kami mulai surut, dan akhirnya kami terpancing untuk marah pada fatih, ternyata dia makin tidak mau, hingga akhirnya gak mau masuk ke sekolah, dan kami rubah caranya.
Sudah masuk bulan ketiga, baru fatih mau bersuara untuk mengulang hafalan di sekolah. dan Hingga akhir kelas level 1 (juz 30) fatih dinyatakan belum lulus juz 30, karena hafalannya baru 60%.
Sehingga fatih tidak kami ikutkan wisuda , meskipun dibolehkan ikut.
Fatih selesai 4 bulan itu hanya bisa satu surah, yaitu surah An-Naba full seluruhnya, tapi ketika kami dengar- dirumah, fatih mengulang hafalan, tapi kami tidak tau surat apa yang dibaca, maklum sama-sama belum ada hafalan selain ayat pendek. hehe
Dan ternyata fatih sudah ada rekaman dalam kepalanya untuk juz 30, tinggal di ualng-ulang hidupkan muratall dirumah, dan fatih sudah bisa sambung dan ikuti.
Nah, untuk membantu mengulang hafalan dirumah, dan memulai surat baru, kami memilih beberapa opsi, pertama kami gunakan Hafidz Doll atau boneka tahfiz, dan ternyata kurang efektif, dan itu suda terbeli mahal pula, setelah itu kami belikan speaker muratall yang banyak dijual, terntaya kurang efektif juga kami rasa. Hingga akhirnya yang paling lama kami gunakan adalah Aplikasi di HP yang ada muratalnya dan bisa diulang sebanyak 20x, itu yang lama kami pakai. Sampai akhirnya fatih gak peduli dengan mainannya, permintaannya sampai usia 4 tahun tidak mau dibelikan mainan lagi, dia hanya minta dibelikan Miccrophon untuk bisa ngaji, setiap masuk masjid selalu mic masjid yang ditanya duluan, pokoknya dirumah selalu pegang mic,
jadi di mic portable itu kan bisa dihubungkan ke HP pakai Blutut, jadi murotal kami hidupkan di HP, tapi suaranya di speaker mic, itulah yang terus dimainkan fatih, micnya selalu dipegang bermain, sambil suara murotall tetap hidup dan sesekali fatih ikuti.
Ini pengalaman kami ya, mungkin Bunda dan teman-teman lainnya bisa memiliki pengalaman berbeda dan anak-anak punya karakter berbeda.
Saat ini kami punya banyak audio murotall untuk anak, mulai dari yang sangat pelan hingga yang sudah pakai banyak irama, kalau ada bunda yang mau file MP3 nya boleh download di Grup Telegram yang saya buatkan khusus untuk berbagi file audio murotal gratis, KLIK AJA DISINI